Siapa yg tau Skenerio Allah...
lihat Bagai mana Allah berkehendak.
kehendak siapakah yg patut kita inginkan..kehendak kita kah ataukah kehendak Allah yg Maha tau.
lihat Bagai mana Allah berkehendak.
kehendak siapakah yg patut kita inginkan..kehendak kita kah ataukah kehendak Allah yg Maha tau.
Imam Ad-Dzahabi menyebutkan dalam kitabnya (Siyar a’lam an-nubala’) bahwa Ibnu Aqil pernah bercerita tentang kisah pelabuhan cintanya. Beliau mengatakan :
Ketika aku melaksanakan ibadah haji, aku terjumpa sebuah kalung mutiara yang bertali warna merah, tiba-tiba ada seorang tua yang mencari kalung itu dan mengatakan bahwa barang siapa yang menjumpai kalung itu akan dihadiahkan 100 dinar. Mendengar hal tersebut aku langsung mengembalikan kalung itu kepada orang tua itu. Orang tua iti menyuruhku untuk mengambil imbalan 100 dinar karena aku sudah menemukan dan mengembalikan kalung mutiara miliknya yang hilang, tapi aku tetap tidak mau mengambil imbalan tersebut.......
Pada suatu ketika aku bermusafir ke negri Syam, aku menziarahi Baitul Maqdis, kemudian aku menuju kota Baghdad, dan akhirnya aku berlabuh di kota Aleppo (Halb) Syiria, dan aku tinggal di sebuah masjid. Pada saat itu aku berada dalam kondisi yang sangat lapar dan kedinginan, kemudian aku disuruh menjadi Imam sholat oleh masyarakat untuk memimpin sholat berjamaah, dan setelah itu aku diberi hidangan makanan oleh mereka.
Kejadian ini terjadi pada tanggal pertama bulan ramadhan. Para masyarakat memintaku untuk menjadi imam sholat selama bulan ramadhan itu, sebab imam masjid yang biasanya mengimami sudah meninggal. Para masyarakat juga mengatakan bahwa imam masjid meninggalkan seorang anak perempuan dan aku diminta untuk mempersunting anak perempuan itu. ....
Akhirnya aku pun menikah dengan perempuan itu, aku hidup bersamanya selama satu tahun sampai kita mendapatkan seorang anak laki-laki dari buah mahligai pernikahan kita. namun ketika istriku mengalami fase darah nifas dia jatuh sakit.....
Di hari-hari istriku sakit, pada suatu hari aku memperhatikan kalung yang dia dikenakan, ternyata kalung tersebut adalah kalung mutiara bertali merah yang pernah aku temukan dlu ketika aku melaksanakan haji. akhirnya aku menceritakan kisahku dengan kalung itu ketika aku melaksanakan haji pada istriku. Sontak Mendengar cerita itu dia menangis berteteskan air mata membasahi pipinya yang halus nan indah, lantas dia berkata : “Demi Allah…. ternyata kamulah laki-laki itu.. Ayahku dulu selalu menangis dan selalu berdoa : Ya Allah… Jodohkanlah anakku dengan laki-laki baik yang seperti sosok laki2 yang mengembalikan kalung ini pada saya… dan Allah telah mengkabulkan doa ayahku dan telah mempertemukan ku denganmu wahai suamiku.. “.
Tidak lama kemudian istriku wafat dan akhirnya aku mengambil kalung itu dan hak warisku dan saya Akhirnya kembali ke Kota Baghdad.
Tidak lama kemudian istriku wafat dan akhirnya aku mengambil kalung itu dan hak warisku dan saya Akhirnya kembali ke Kota Baghdad.
—-
Begitulah kisah cinta indah yang digariskan Allah kepada Imam Ibnu Aqil dan istrinya melalui sebuah kalung, kisah penemu kalung yang didamba dalam kerinduan ilahi yang selalu terpanjatkan dalam doa, kisah cinta yang terkabul dalam keluarga yang taat kepada Allah.
Begitulah kisah cinta indah yang digariskan Allah kepada Imam Ibnu Aqil dan istrinya melalui sebuah kalung, kisah penemu kalung yang didamba dalam kerinduan ilahi yang selalu terpanjatkan dalam doa, kisah cinta yang terkabul dalam keluarga yang taat kepada Allah.
Kalung itu terus disimpan oleh Imam Ibnu Aqil menjadi kenangan yang indah dari kisah pelabuhan cintanya yang pernah dia rasakan, untuk mengukir kisah abadi dalam hidupnya. kisah yang tak kalah dari kisah Majnun dan Laila.
Yaa Allah..sungguh indah jalan ini jika hamba berserah pada mu..
Ampunilah keluh kesah ku slama ini.
Sekarang ku hanya memohon ...berilah hamba kekuatan...dan hikmah.
Ampunilah keluh kesah ku slama ini.
Sekarang ku hanya memohon ...berilah hamba kekuatan...dan hikmah.
Hasil Copas,Semoga yang menulis ini menjadi Amal shaleh..Amin
0 Komentar